Tidak Ada Kata Terlambat untuk Berubah

by Unknown , at 05.42 , has 0 komentar

Cerita ini bermula dari zaman Dinasti Song. Pada masa itu ada seorang laki-laki bernama Zhou Chu. Zhou Chu berperawakan tinggi, besar, dan kekar. Selain perawakannya yang tampak kokoh dan perkasa, Zhou Chu juga merniliki tenaga yang sangat besar, pernapasan yang kuat, dan kemampuan berkelahi yang tiada taranya. Hal-hal yang dimilikinya membuat orang sudah cukup takut bila bermasalah dengannya. Merasa besar dan tidak ada tandingannya, Zhou Chu sombong dan suka meresahkan masyarakat di sekitarnya. Banyak perbuaran jahat yang rnerugikan orang lain yang dilakukan oleh Zhou Chu. Bila mendengar nama Zhou Chu disebut, orang sudah ketakutan dan resah, apalagi jika harus berhadapan dengannya.

Selain Zhou Chu yang meresahkan, ada lagi yang juga tak kala meresahkan masyarakat, yakni seekor ular besar di danau tempat orang banyak mengambil air dan ikan unruk keperluan hidup mereka. Tidak sedikit orang yang mati dimakan oleh ular itu sehingga menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Selain Zhou Chu dan ular besar, satu lagi yang sangat meresahkan masyarakat, yaitu seekor harimau tua yang ganas dan buas yang hidup di sebuah hutan di gunung.

Harimau ini sangat kuat dan tidak takut jika berhadapan dengan beberapa orang. Sudah beberapa orang yang jadi korbannya. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan hasil dari hutan dan gunung itu, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, dan segala tumbuhan yang bisa dimakan dan dijadikan obat oleh penduduk.

Penduduk sangat takut dan resah oleh ketiga makhluk ini. Resah karena tiga makhluk yang menakutkan itu hidup dan menguasai tempat-tempat yang sebenarnya bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka. Selain gunung, hutan, dan danau, juga ada Zhou Chu yang .hidup di antara mereka. Oleh karena itu, penduduk sangat menderita. Mereka menjuluki hal-hal yang meresahkan itu sebagai, "Tiga yang Paling Menakutkan".

Suatu saat, orang-orang sudah sangat resah dan susah menghadapi ketiga makhluk yang paling rnenakutkan tersebut. Dari cerita orang terdekatnya, Zhou Chu tertantang untuk mengalahkan dua makhluk menakutkan lainnya, karena harimau dan ular menguasai apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan pokok penduduk. Zhou Chu berpikir, "Biasanya orang hanya mengenal aku sebagai orang yang meresahkan dan menakutkan mereka. Aku harus berubah, aku tidak ingin selamanya begini. Aku ingin menjadi orang baik yang melindungi
penduduk di sini. Kalau saja aku berubah dan dapat mengalahkan kedua makhluk itu, penduduk di sini akan merasa damai dan tenterarn!"

Setelah siap, Zhou Chu pergi hutan di atas gunung. Penduduk desa bertanya-tanya mau apa sebenarnya Zhou Chu. Di antara rnereka ada yang berharap kalau bisa Zhou Chu berternu dengan harimau dan salah satu dari mereka mati, sehingga beban penduduk akan berkurang. Setelah mengetahui tempat si
harimau, dengan segera si Zhou Chu bertarung dengan harimau itu. Mereka berkelahi sangat lama, sampai akhirnya Zhou Chu dapat membunuh harimau jahat itu. Zhou Chu lalu pergi ke danau mencari ular buas yang meresahkan warga. Ular menakutkan itu kadang-kadang ada di atas permukaan air dan kadang-kadang
ada di dasar sungai. Namun, hari itu si ular tidak ada di permukaan, tetapi di dasar danau, Tidak mudah rnencarinya, Terapi berdasarkan pengalaman, Zhou Chu akhirnya berhasil rnenemukan tempat ular itu,

Perkelahian antara ular buas itu dan Zhou Chu pun dimulai. Satu hari, dua hari, tiga hari Zhou Chu belum juga keluar dari air. Sebagian besar penduduk desa berpikir kali ini Zhou Chu yang mati dan musuh mereka tinggal ular yang juga mungkin sudah sekarat. Lalu berteriaklah rnereka beramai-rarnai, "Tiga makhluk yang rnenakutkan sekarang sudah tiada. Mulai hari ini kira akan hidup tenteram dan damai serta sejahtera."

Tanpa disangka-sangka setelah tiga hari tiga malam, pada hari keempat Zhou Chu keluar dari dalam air dan membawa bangkai ular, .Penduduk desa kaget karena ternyata Zhou Chu jauh lebih hebat dari harirnau dan ular buas. Ketika dengan senyum gembira Zhou Chu bertemu dengan penduduk desa, penduduk desa pun lari ketakutan. Ternyata masih ada satu makhluk menakutkan lagi. Kita belum dapat hidup aman, tenteram, dan sejahtera, demikian pendapat penduduk desa tersebut. Hati Zhou Chu sangat gusar. Ia merenung dalam hati, "Aku sudah membantu mereka mengalahkan makhluk yang menakutkan dan meresahkan itu. Tapi
mereka masih saja ingin aku mati. Ini pasti karena sekian lama aku sudah meresahkan dan membuat mereka susah." Zhou Chu sangat ingin berubah, tetapi ia tahu bahwa sekali-kali ia bisa gagal. Dengan hati yang masih berharap orang dapat menerirna dia, Zhou Chu pergi ke rumah Ketua desa. Kepada Ketua desa Zhou Chu menyampaikan pergumulannya, "Aku sungguh ingin berubah dan memulai kehidupan baru sebagai orang baik dan dapat menolong penduduk desa. Tetapi, aku sadar, aku sudah lama meresahkan mereka. Aku khawatir seumur hidupku aku tak dapat membuat mereka mengubah sikapnya terhadap diriku."

Melihat kesungguhan Zhou Chu, para Ketua desa itu berkata, "Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Jika mulai bangun pagi engkau berbuat hal-hal baik sesuai kebenaran dan mernbantu masyarakat, pada malam hari pun kamu pasti tidak akan menyesal. Apalagi, kamu masih muda, masih mempunyai banyak waktu untuk membuktikan bahwa kamu orang yang sudah berubah. Jangan putus asa, jangan patah arang, mulailah, dan penduduk akan melihat bahwa engkau adalah yang terbaik di desa ini." Zhou Chu mendapat semangat yang baru dari Ketua desa itu. Mulai saat itu ia menjalani hidup baru. la tidak ingin berbuat jahat dan meresahkan penduduk lagi. Bahkan, baik secara terang-terangan banyak sekali mernbantu kemajuan kesejahteraan penduduk desa. Lama-kelarnaan Zhou Chu menjadi orang yang paling baik di desa itu, bahkan menjadi orang yang sungguh dibanggakan oleh penduduk desa.
Tidak Ada Kata Terlambat untuk Berubah
About
Tidak Ada Kata Terlambat untuk Berubah - written by Unknown , published at 05.42, categorized as Kisah Tiongkok . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Theme designed by inaprofit.com - Ndybook - Published by O-KAO
Powered by O-KAO