Tahu Tour de France? Itu adalah lomba balap sepeda paling bergengsi di dunia. Jika Anda tahu ajang balap ini, maka Anda juga pasti sangat mengenal sosok bernama Lance Armstrong. Ya, Lance merupakan juara tujuh kali berturut-turut Tour de France dari tahun 1999-2005. Tapi, bukan soal prestasinya itu saja yang hebat. Perjuangannya melawan penyakit yang mematikan-kanker-dan bahkan divonis tak kan sembuh, justru menjadi sebuah prestasi yang jauh lebih luar biasa pria asal Texas Amerika ini.
Kiprah Lance Edward Gunderson di dunia balap sepeda penuh dengan liku-liku. Pada awal tahun 1990-an, Lance memasuki dunia balap profesional. Awal jadi pembalap profesional, ia tertinggal jauh di belakang sang juara. Lance terpaut hingga 27 menit di belakang sang juara pertama. Sungguh, permulaan yang kurang berkesan bagi Lance. Namun, karena kekalahan itulah, ia justru terpacu untuk memberi porsi latihan melebihi yang biasa dilakukannya. Ia bertekad untuk memperbaiki catatan waktunya.
Satu-satunya yang ada di benak Lance adalah bagaimana bisa mencapai kemenangan. Dengan gigih ia berlatih untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Ia selalu kritis menganalisis setiap kegagalan yang dialaminya. Kegagalannya dijadikan pelajaran berharga bagi dirinya. Porsi latihan terus ditambahnya sendiri sehingga ia bisa terus meningkatkan kemampuannya. Usaha itu segera berbuah manis. Tahun 1993 Lance berhasil mencatat kemenangan di beberapa turnamen balap sepeda.
Sayang, di tengah perjalanan mencapai puncak karier, ayah dari tiga anak ini harus menerima kenyataan yang tidak menyenangkan. Lance divonis menderita kanker testis. Dan, parahnya, penyakit itu didiagnosis sudah menjalar hingga ke paru-paru dan otaknya. Harapan memperoleh kesembuhan menurut dokternya sangat tipis. Tapi, sebagai seorang pria bermental juara, Lance tak menyerah. Ia tak patah semangat dan segera menjalani berbagai operasi dan kemoterapi untuk menyelamatkan hidup dan kariernya.
Harapannya untuk sembuh sangat besar. Lance bertekad ingin menjadi juara sejati, dalam dunia balap sepeda dan untuk mengatasi penyakitnya. Tentu, keinginan tersebut sempat diragukan banyak orang. Sebab, untuk menjadi juara, seorang atlet butuh stamina prima, sedangkan Lance justru sedang dalam kondisi kritis. Namun, ia tidak peduli apa penilaian orang lain.
Terbukti kerja kerasnya berbuah manis. Setelah perjuangannya melawan kanker berhasil diatasinya-hanya berselang 18 minggu kemudian-Lance berhasil menjuarai Tour de France untuk kali pertama, yakni pada tahun 1999.
Menurut Lance, penyakit kanker tersebut telah banyak memberikan pelajaran berharga bagi hidupnya. Dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang disekitarnya menjadikan dirinya tegar untuk melawan penyakit, sekaligus untuk meraih impiannya menjadi juara Tour de France.
Ajang balap Tour De France pada tahun 2005 menjadi ajang balap sepeda terakhir baginya. Namun, itu tak berarti ia pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya. Lance bertekad menularkan semangat juaranya kepada generasi muda dengan mengadakan Lance Armstrong Junior Olympic Series. Ia membimbing atlet-atlet muda berbakat agar bisa meraih prestasi internasional. Selain itu, Lance juga ingin berbagi dengan para penderita kanker lainnya dengan menjadi pembicara di berbagai acara. Ia mendirikan Lance Aemstrong Foundation, sebuah lembaga non-profit yang didedikasikan untuk para penderita kanker.
Karier yang dirintis selama 14 tahun oleh Lance berbuah sangat manis. Tujuh gelar juara berurut-turut di ajang Tour de France dibukukan olehnya. Penyakit kanker yang dideritanya dijadikan pengalaman hidup yang paling berharga. Tidak menyerah pada keadaan membuat dirinya mampu bertahan dan melewati berbagai rintangan untuk meraih gelar juara. Inilah gambaran mental seorang juara sejati yang patut kita jadikan contoh nyata untuk meraih kemenangan dalam kehidupan.
Lance Armstrong, Juara Balap Sepeda tingkat Dunia
by Unknown , at 22.30 , has 0
komentar
About
Lance Armstrong, Juara Balap Sepeda tingkat Dunia - written by Unknown , published at 22.30, categorized as Kisah Nyata
. And has 0
komentar
0
komentar Add a comment
Bck