Pada suatu hari, ketika Gao Fenghan sedang dalam perjalanan diabertemu dengan seorang pengemis tua yang buta, yang memegang sebuah mangkuk sedang mengemis di jalanan, terlihat sangat menyedihkan.
Melihat hal tersebut didalam hati Gao Fenghan timbul rasa kasihan dan melihat mangkok di tangan pengemis sangat bagus, lalu dia membawa pengemis tersebut pulang kerumahnya, mengundang pengemis tersebut makan.
Setelah pengemis tersebut selesai makan, Gao Fenghan lalu mencuci bersih mangkok makanan pengemis, serta menggunakan pedangnya menulis sebaris kata di mangkok tersebut. “Langit kelabu gelap, jalan di depan samar-samar, langkah kaki tidak bebas berkelana di dunia, susah mendapatkan semangkok nasi cuma-cuma.” Lalu dibawahnya dibubuhi tanda tangannya.
Baris puisi sang penyair ini sangat puitis, ukirannya pedangnya sangat halus, ditambah dengan nama terkenal dari Gao Fenghan saat itu, oleh sebab itu pengemis ini membawa mangkok ini mengemis kemanapun, semua orang dengan berebutan mengundang dia makan, demi untuk menikmati karya Gao Fenghan yang terkenal.
Mulai saat itu pengemis tersebut tidak kekurangan makanan, setiap hari dia dapat makan dengan kenyang. Dan pada saat pengemis tersebut meninggal, berkat dari menjual mangkoknya itu sehingga bisa mempunyai uang untuk mengurus pengebumiannya.
Tidak berapa lama setelah pengemis tersebut meninggal, pada suatu malam, Gao Fenghan bermimpi pengemis ini berkunjung kerumahnya untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikannya, kebetulan pada malam tersebut pembantu di rumah Gao Fenghan melahirkan seorang putra. Gao Fenghan menyadari bahwa anak tersebut adalah reinkarnasi dari pengemis tersebut.
Lalu dia memberi nama kepada anak lelaki tersebut Piau Er. Setelah Piau Er besar dia menjadi pelayan dirumah Gao Fenghan, dengan sangat telaten melayani Gao Fenghan melebihi pembantu yang lain. Setelah Gao Fenghan tua, sakit dan tidak bisa berjalan dengan normal, Piau Er dengan telaten melayani serta memapahnya berjalan, siang malam berjaga di sampingnya.
Orang yang mengetahui hal tersebut berkata, “Gao Fenghan berbuat baik mendapat balasan baik, karena kebaikan hatinya menolong pengemis pada masa mudanya, sehingga di hari tua ada orang yang melayani dia dengan setia.