Semua orang pasti pernah mengalami hal-hal yang menjengkelkan. Dan di antaranya ada yang benar-benar menjengkelkan, bahkan untuk mengingatnya sekalipun sudah mengakibatkan timbul kembali perasaan jengkel itu. Seringkali saat jengkel, kita akan berada di puncak kemarahan yang membuat seseorang bisa kehilangan nalarnya.
Menjadi tidak jelas dengan keadaan dia yang sebenarnya, sering-sering tidak sadar dengan tindakan yang telah dilakukan, kemungkinan besar akan bisa merugikan bukan hanya diri sendiri tetapi juga pihak lain, karena jika kita bersama-sama berada di atas satu perahu, jika perahu ini karam, maka secara otomatis bukankah kita akan bersama-sama tenggelam ke dalam air.
Oleh sebab itu, mengapa kita tidak bermurah hati ? Daripada mengutuk, lebih baik kita bersabar dan memaafkan juga mendoakan hal yang baik bagi orang lain. Dengan demikian, bukan saja dalam hati kita tidak akan terpendam hawa amarah, tetapi ketika kita hati kita tidak jadi marah maka kita juga akan merasakan betapa anggunnya sikap kita ini.
Selain itu ketika kita bisa dengan berkepala dingin menghadapi suatu masalah, seringkali masalah itu bisa berubah dengan sendirinya menjadi lancar, mungkin itulah yang dikatakan dengan “Sesuatu dapat berubah menjadi keberuntungan adalah seiring dengan adanya perubahan hati!”
Kejengkelan memenuhi dada. Hambatan datang dari hati sendiri. Dengan mengutuk akan menderita kerugian. Dengan memberi restu maka segala sesuatu akan jadi lancar.
Sekalipun jika kita merasa sangat jengkel, namun kita juga harus merestui orang agar semuanya menjadi lancar, jika orang lain lancar maka kita sendiri juga lancar.
Menjadi tidak jelas dengan keadaan dia yang sebenarnya, sering-sering tidak sadar dengan tindakan yang telah dilakukan, kemungkinan besar akan bisa merugikan bukan hanya diri sendiri tetapi juga pihak lain, karena jika kita bersama-sama berada di atas satu perahu, jika perahu ini karam, maka secara otomatis bukankah kita akan bersama-sama tenggelam ke dalam air.
Oleh sebab itu, mengapa kita tidak bermurah hati ? Daripada mengutuk, lebih baik kita bersabar dan memaafkan juga mendoakan hal yang baik bagi orang lain. Dengan demikian, bukan saja dalam hati kita tidak akan terpendam hawa amarah, tetapi ketika kita hati kita tidak jadi marah maka kita juga akan merasakan betapa anggunnya sikap kita ini.
Selain itu ketika kita bisa dengan berkepala dingin menghadapi suatu masalah, seringkali masalah itu bisa berubah dengan sendirinya menjadi lancar, mungkin itulah yang dikatakan dengan “Sesuatu dapat berubah menjadi keberuntungan adalah seiring dengan adanya perubahan hati!”
Kejengkelan memenuhi dada. Hambatan datang dari hati sendiri. Dengan mengutuk akan menderita kerugian. Dengan memberi restu maka segala sesuatu akan jadi lancar.
Sekalipun jika kita merasa sangat jengkel, namun kita juga harus merestui orang agar semuanya menjadi lancar, jika orang lain lancar maka kita sendiri juga lancar.